Diskusi 13an ruangrupa
Mothly discussion [every 13th in each month] at ruangrupa
Program reguler diskusi setiap tanggal 13 di ruangrupa
Wednesday, 13 September 2006 (19.00)
Theme: PARIWISATA JAKARTA [JAKARTA TOURISM]
Speaker: Arie B. Soedarto, Dinas Pariwisata Jakarta/Tourism Department of Jakarta
In these last 20 years, development of Jakarta brings big effect on Jakarta’s city plan. Shopping centers or commercial sites seems replacing tourism sites in Jakarta such as zoo, parks, museums and others.
The problem is how does the tourism site could survive and potential tourism in Jakarta can be developed. Such as street vendors, traditional markets, and the other non-formal sectors, which seems become the abandon sectors.
Tourism Department of Jakarta is a part of Jakarta City Government which responsible to the policies and management of Jakarta Tourism. How does Tourism Department see the city, the change of city plan, and also social change in Jakarta? And how the policies response to the city changes? Is there any new strategy on ideas of tourism in Jakarta? Is government’s tagline for Jakarta ‘Enjoy Jakarta’ works for us?
Pembangunan kota Jakarta dalam 20 tahun terakhir membawa dampak yang besar terhadap perubahan kota Jakarta. Pembangunan pusat-pusat perbelanjaan atau situs-situs komersil tampaknya menggantikan situs-situs pariwisata di Jakarta seperti Kebun Binatang Ragunan, TMII, museum, dan seterusnya.
Persoalan yang muncul adalah, bagaimana situs-situs wisata yang sudah ada dapat bertahan dan potensi-potensi pariwisata di Jakarta dapat dikembangkan. Seperti kaki lima, pasar tradisional, serta sektor informal lainnya yang tampaknya bukan menjadi sektor yang diperhatikan dan dikelola.
Dinas Pariwisata Jakarta merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah DKI Jakarta yang bertanggung jawab akan kebijakan-kebijakan serta manajemen pariwisata kota Jakarta. Bagaimana Dinas Pariwisata Jakarta melihat kota, perubahan tata kota, dan perubahan sosial Jakarta? Bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut merespon perubahan kota? Adakah strategi baru dalam melihat gagasan pariwisata untuk Jakarta? Dapatkah kita “Enjoy Jakarta” seperti slogan pemerintah kota Jakarta?
(..back..)
|