Komik Metropolis Gadungan Menyertai Anda
[A Comic Project]
8 April - 18 May 2004

Artists & Participants:
Didoth [Masyarakat Komik Indonesia, Comic Artist / Jakarta]
Ardie [Sekte Komik, Graphic Designer - IKJ / Jakarta]
M. Arief Russanto [Hantu Komik, Graphic Designer - UNJ / Jakarta]
Rachman ak.a Abe-x [Hantu Komik, Graphic Designer - UNJ / Jakarta]
Muhammad Reza [Sekte Komik, Graphic Designer - IKJ / Jakarta]
Narpati Awangga a.k.a oomleo [Visual Artist / Jakarta]

Komik sebagai bahasa visual merepresentasikan kejadian melalui potongan ruang dan waktu dengan panel, balon teks dan image dalam rangkaian cerita yang terangkum dengan baik. Sementara dasar semua itu, adalah kepekaan realitas dan imajinasi, yang kembali dilihat, sampai sejauh mana keterkaitan cerita, konsep bercerita dan visual mampu hadir secara luas dalam pilihan medium, penempatan dan penyikapannya.

Partisipan yang masih dan pernah aktif dalam dunia komik yang diundang pada workshop ini, menjalani diskusi, debat, berbagi pengalaman dan presentasi dalam pertemuan dua kali seminggu selama bulan April 2004. Tema urban ibukota Jakarta yang disepakati sebagai perspektif luasnya, serta riset yang berjalan, mendatakan tentang dunia komik Indonesia, hingga hubungannya dengan sejarah komik secara Internasional. Realitas tersebut melahirkan persepsi mengenai kuatnya latar belakang budaya dalam arti luas yang mempengaruhi gaya bahasa antar komik, serta perbedaan-perbedaan yang dapat ditarik dari satuannya secara obyektif.

Dalam ruang lingkup kecil workshop tersebut, kolaborasi ide dan diskusi yang membuka ruang proses kreatif semula, kemudian juga melahirkan ragam pendekatan, serta eksplorasi pendekatan baru: mulai dari persepsi awal mengenai komik itu sendiri dengan membuka struktur-struktur di dalamnya, mencoba melihat lagi antara inti cerita, kata dan kaitan visualnya dalam hubungan antar panel, hingga eksplorasi medium yang memperluas kemungkinan tata baca sebelumnya.

Riset kemudian menjadi penting dalam menangkap memori realitas tersebut, serta mendukung kebutuhan cerita yang ingin dibangun atasnya. Dokumentasi dilakukan terhadap situasi stasiun dan akses transportasi lainnya sebagai pendukung, serta berbagai perizinan instansi demi penghadiran komik tersebut secara interaktif, berada di lokasi spesifik dan berinteraksi langsung terhadap subyek dan obyek yang dibicarakannya. Seluruhnya, membuka kembali wilayah proses kreatif yang semula sangat individual, dengan mempresentasikannya secara terbuka: bagaimana sebuah komik dapat tercipta dari mulai ide dalam sebuah diskusi, menjadi ragam media yang dapat di”baca” oleh pengunjung dengan cara yang berbeda.



opening: Wednesday, 19 May 2004 (19.00)
exhibition - open daily: 20 - 27 May 2004 (12.00 - 19.00)


(..back..)